Laba merupakan indikator utama dalam menilai kinerja perusahaan dan menjadi dasar pengambilan keputusan bagi investor serta pemangku kepentingan lainnya. Untuk memperbaiki citra keuangan, manajemen kerap melakukan manajemen laba dengan memanfaatkan fleksibilitas standar akuntansi. Praktik ini dapat dipengaruhi oleh financial distress, kepemilikan manajerial, dan kualitas audit, serta dikendalikan oleh profitabilitas, leverage, dan firm size.
Penelitian ini menganalisis hubungan faktor-faktor tersebut terhadap manajemen laba pada perusahaan sektor infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019-2023. Dengan menggunakan metode kuantitatif, penelitian ini menerapkan analisis regresi data panel yang diolah melalui EViews 12. Sampel dipilih melalui purposive sampling, menghasilkan 33 perusahaan dalam periode lima tahun, dengan 165 data akhir setelah penyaringan outlier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial distress, kepemilikan manajerial, dan kualitas audit secara simultan memengaruhi manajemen laba. Secara parsial, financial distress, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yang mengindikasikan , sementara kualitas audit berpengaruh negatif yang mengindikasikan peran auditor dalam menekan manipulasi laba. Temuan ini memberikan wawasan bagi investor, regulator, dan manajemen terkait transparansi serta tata kelola perusahaan di sektor infrastruktur.
Kata kunci: Financial distress, Kepemilikan Manajerial, Kualitas Audit, Manajemen laba, Profitabilitas, Leverage, Firm size