Fotografi Infrared dan Keindahannya, berisi tentang sejarah fotografi infrared, pelopor-pelopornya di dunia maupun di Indonesia, fotografi infrared pada film negatif dan fotografi infrared pada kamera digital. Kemudian ada seorang fotografer dari Indonesia yang mempelopori fotografi infrared yaitu Dibyo Gahari yang semula memakai kamera fotografi manual SLR dan kemudian menggunakan DSLR (Digital Single Lens Reflek), yang pada akhirnya memilih infrared. Di sini juga dituliskan perbandingan karya Dibyo Gahari antara kamera manual SLR, digital SLR, dan infrared. Dibyo Gahari memilih fotografi infrared karena warna false colour yang menjadikan karyanya unik dan dramatis. Keunikannya terjadi pada warna-warna yang berubah menjadi warna kecokelatan atau keputihan. Untuk foto pada kulit manusia menjadi pucat.
Keindahan yang terkandung dalam karya fotografi infrared yang memberikan nuansa keindahan yaitu pada dominansi pada objek dan dominansi warna kontras antara objek yang memberi kesatuan, saling melengkapi antara objek yang satu dengan yang lain. Garis-garis memberikan kesan yang tegas yang merupakan unsur rupa yang membentuk kesatuan. Setiap fotonya ada titik pusat perhatian atau center of interest sehingga menentukan proporsi keseimbangan letak objek-objeknya. Ada keselarasan harmoni yang indah antara objeknya. Pada karya-karyanya ada paduan kontras antara objek. Kekontrasan warna kuning di antara warna putih, abu-abu, dan cokelat memberikan nuansa keindahan, keunikan, dan dramatis. Foto yang dipotret biasa menjadi tidak biasa dengan infrared.