Menurut laporan State of Application Development 2025, 74% organisasi akan
mengembangkan sepuluh aplikasi atau lebih tahun depan. Permintaan industri akan
aplikasi yang skalabel dan cepat semakin meningkat. Perusahaan beralih ke
teknologi inovatif, dengan Low-Code Development Platform (LCDP) seperti
OutSystems yang memimpin dalam mempercepat pengembangan aplikasi dan
memberdayakan pengguna non-teknis untuk berpartisipasi dalam siklus hidup
perangkat lunak. Kerangka kerja pengujian otomatis sangat penting bagi perusahaan
inovatif yang ingin memberikan layanan pelanggan yang prima. Pengembangan
aplikasi OutSystems menggunakan Kerangka Kerja Behavior-Driven Development
(BDD) terkadang menghadapi tantangan pengujian karena keterbatasan kerangka
kerja yang ada. Penelitian ini mengatasi dua masalah utama, upaya manual yang
berlebihan dengan kesalahan manusia yang mengakibatkan cakupan pengujian yang
tidak memadai dan kurangnya kemampuan pengujian antarmuka. Untuk mengatasi
hal ini, karena OutSystems mengikuti pendekatan MBT untuk melakukan unit testing,
penulis mengusulkan kerangka kerja Model-Based Testing (MBT) menggunakan
Extended Finite State Machines (EFSM). Action flow OutSystems diubah menjadi
model EFSM untuk TestOptimal guna membangun kasus uji yang ekstensif. Integrasi
Selenium menyederhanakan end-to-end testing. Dalam studi kasus CustomerApp
kami, BDD mencapai cakupan 73.07% dan MBT mencapai cakupan tes 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa MBT dapat memenuhi semua kebutuhan dan jalur eksekusi,
termasuk yang tidak tercakup dalam skenario BDD.