Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran vital dalam perekonomian nasional, namun kontribusinya dalam ekspor masih belum optimal. Rendahnya partisipasi UMKM dalam pasar internasional menunjukkan perlunya peningkatan kapabilitas ekspor dan keunggulan bersaing. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh export capabilities terhadap SME’s performance, dengan competitive advantage sebagai variabel mediasi. Enam kapabilitas ekspor yang diteliti meliputi market intelligence, product innovation, pricing, marketing communication, distribution, dan product development. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Sebanyak 250 pelaku UMKM ekspor dijadikan sampel dengan teknik purposive sampling, menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data, dan SmartPLS 4.0 untuk analisis. Hasil menunjukkan bahwa lima dari enam kapabilitas ekspor, yaitu market intelligence, pricing, marketing communication, distribution, dan product development berpengaruh signifikan terhadap competitive advantage, sementara product innovation tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Competitive advantage terbukti berpengaruh langsung dan signifikan terhadap SME’s performance serta memediasi hubungan antara beberapa kapabilitas ekspor dengan kinerja UMKM. Efek mediasi positif ditemukan pada market intelligence (0,501), marketing communication (0,506), dan distribution capability (0,338), sedangkan efek negatif tercatat pada pricing dan product development capability. Temuan ini menunjukkan pentingnya strategi peningkatan kapabilitas ekspor berbasis keunggulan bersaing. Praktisi UMKM disarankan memprioritaskan penguatan intelijen pasar, komunikasi pemasaran, dan sistem distribusi. Pemerintah juga diharapkan mendukung dengan pelatihan ekspor, insentif, dan akses terhadap informasi pasar global untuk mendorong daya saing ekspor UMKM secara berkelanjutan.