Perkembangan teknologi digital mendorong Kota Bandung untuk membangun sistem layanan publik yang lebih terintegrasi melalui konsep Smart Living sebagai bagian dari implementasi Smart City. Namun, layanan yang tersedia saat ini masih berjalan secara terpisah dan belum berada dalam satu kerangka arsitektur terpadu, sehingga integrasi data dan koordinasi antarperangkat daerah belum optimal. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengevaluasi arsitektur enterprise domain Smart Living menggunakan pendekatan Smart City Architecture Development Framework (SCADEF). Proses perancangan mengikuti delapan tahapan yang dimodifikasi dari fase TOGAF, yaitu: Initiation, Strategy and Goal, Smart City Identification, Data Architecture, Service Architecture, Information Technology Architecture, GAP Analysis and Improvement, serta Architecture Transition. Hasil perancangan menghasilkan blueprint arsitektur target, roadmap implementasi, work package prioritas, serta rekomendasi pengembangan dashboard pemantauan layanan publik seperti HAMS (Health Analytics and Monitoring System). Evaluasi menunjukkan bahwa SCADEF relevan dan layak digunakan dalam pengembangan masterplan teknologi informasi untuk mendukung Smart Living yang terintegrasi dan berkelanjutan di Kota Bandung.
Kata Kunci: Smart living, Integrasi layanan, SCADEF, Smart City, Enterprise Architecture.