Manajemen laba merupakan tindakan diskresioner yang dilakukan oleh manajer dalam menyusun laporan keuangan untuk memenuhi tujuan tertentu, seperti mempertahankan reputasi, memperoleh bonus, atau menarik perhatian investor. Praktik ini dapat menyebabkan laporan keuangan menyimpang dari kondisi sebenarnya dan mengurangi kualitas informasi bagi pemangku kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan profitabilitas terhadap manajemen laba, dengan menambahkan dua variabel kontrol yaitu leverage dan ukuran perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2019–2023. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan menghasilkan 90 observasi dari 18 perusahaan selama lima tahun. Data dikumpulkan melalui laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia dan situs masing-masing perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan model estimasi fixed effect, yang diolah menggunakan software EViews.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, variabel kualitas audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba. Secara parsial, kepemilikan manajerial dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba, masing-masing dengan nilai probabilitas 0,0224 dan 0,0001. Sementara itu, variabel kualitas audit (tenure) dan kepemilikan institusional tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap praktik manajemen laba, dengan nilai probabilitas masing-masing 0,3584 dan 0,1998. Temuan ini mengindikasikan bahwa pada perusahaan-perusahaan besar dalam indeks LQ45, tingginya kepemilikan manajerial dapat mendorong perilaku oportunis manajer dalam mengelola laba, sementara efektivitas audit dan kepemilikan institusional belum mampu membatasi praktik manipulasi laporan keuangan secara signifikan.
Penelitian ini memberikan implikasi bagi investor, auditor, dan regulator dalam memahami faktor-faktor yang mendorong manajemen laba. Bagi investor, hasil ini dapat menjadi pertimbangan dalam menganalisis integritas laporan keuangan. Bagi auditor dan otoritas pengatur, temuan ini dapat mendorong peningkatan standar audit dan pengawasan tata kelola perusahaan.