Pesantren-X, yang terletak di Kabupaten Cirebon, menghadapi masalah tingginya biaya pengeluaran pangan, khususnya untuk beras. Dengan meningkatnya harga beras dan kebutuhan yang terus meningkat, pesantren ini mulai mempertimbangkan untuk membangun usaha penggilingan beras sendiri sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok eksternal dan mengurangi biaya pengeluaran pangan. Selain itu, pesantren saat ini juga menjual beras dengan merek sendiri yang dijual melalui toko yang dimiliki. Jika memiliki penggilingan beras, maka biaya produksi diharapkan bisa lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan dan analisis kelayakan usaha penggilingan beras di Pesantren-X. Berdasarkan hasil penelitian, untuk penjualan beras ke pihak luar, target pasar untuk usaha ini adalah penduduk Kabupaten dan Kota Cirebon dengan estimasi permintaan yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi. Aspek teknis usaha penggilingan beras ini mencakup kebutuhan mesin, peralatan, dan tenaga kerja yang terdiri dari dua orang pekerja. Secara keuangan, usaha ini membutuhkan dana sebesar Rp514.971.017 untuk keperluan peralatan, bangunan dan modal kerja, yang seluruhnya berasal dari modal pribadi. Analisis kelayakan usaha penggilingan beras ini menggunakan metode NPV, IRR, dan PBP menunjukkan hasil yang layak pada kondisi saat ini, dengan NPV sebesar Rp115.497.399, IRR sebesar 18%, dan Payback Period selama 4,62 tahun.