Penggunaan Penggunaan smartphone di Indonesia telah meningkat secara signifikan, mencerminkan kemajuan dalam infrastruktur digital dan ketersediaan perangkat yang terjangkau. Penyebaran smartphone telah secara signifikan meningkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi, mengakses informasi, melakukan transaksi, dan menikmati hiburan. Namun, proliferasi aplikasi yang meminta akses ke data pribadi tanpa memberikan justifikasi yang jelas telah menimbulkan tantangan yang signifikan. Fenomena ini menimbulkan risiko serius terhadap privasi, karena membuka pintu bagi penyalahgunaan data pribadi, kebocoran data, dan praktik pengawasan yang semakin intensif. Situasi ini telah menimbulkan kekhawatiran yang signifikan di kalangan pengguna dan menyoroti pentingnya melakukan analisis mendalam terhadap faktor faktor yang mempengaruhi kesiapan pengguna untuk memberikan izin kepada aplikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana faktor faktor seperti prior privacy experience, computer anxiety, perceived control, app permission concern, dan trust terhadap mobile user information privacy concern (MUIPC) memengaruhi perilaku pengguna smartphone. Studi ini juga menyelidiki hubungan antara MUIPC dan kesediaan untuk intention to accept app permission pada smartphone.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna smartphone di Indonesia. Responden dipilih dengan memperhatikan variasi karakteristik demografis. Analisis data dilakukan dengan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk menguji validitas, reliabilitas, serta hubungan antar variabel dalam model penelitian.
Temuan menunjukkan bahwa computer anxiety memainkan peran yang signifikan dalam mempengaruhi MUIPC. Di sisi lain, faktor faktor seperti prior privacy experience, perceived control, app permission concerns, dan trust tampaknya tidak memiliki pengaruh yang signifikan. MUIPC juga tidak ditemukan memiliki pengaruh terhadap intention to accept app permission. Hasil penelitian menunjukkan bahwa computer anxiety berperan sebagai pemicu utama dalam menimbulkan kekhawatiran privasi di kalangan individu yang menggunakan smartphone.
Temuan studi ini menunjukkan bahwa kekhawatiran pengguna terhadap izin aplikasi sebagian besar dipengaruhi oleh tingkat computer anxiety mereka, sementara faktor lain tidak memiliki pengaruh . Studi ini secara signifikan memperkaya literatur yang ada tentang privasi digital di Indonesia. Implikasi praktis menekankan penting pengembang untuk meningkatkan transparansi dalam penjelasan mereka mengenai izin aplikasi, sambil juga mendorong regulator untuk meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat umum.
Kata Kunci: APCO, MUIPC, Privasi Informasi, Izin Aplikasi, Smartphone