Penelitian ini bertujuan untuk merancang Enterprise Architecture (EA) pada Divisi Operasional Wahana Musik Indonesia (WAMI) dengan menggunakan framework TOGAF ADM 10 guna menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam era transformasi digital. Latar belakang penelitian ini berangkat dari kondisi Divisi Operasional WAMI yang saat ini masih menghadapi sejumlah kendala signifikan, di antaranya proses bisnis yang belum sepenuhnya ter digitalisasi, penggunaan sistem yang berjalan sendiri-sendiri tanpa integrasi yang baik, serta masih tingginya ketergantungan pada proses manual yang membuka peluang terjadinya human error. Selain itu, transparansi informasi, terutama terkait distribusi royalti kepada anggota, juga menjadi salah satu isu penting yang berdampak terhadap kepuasan dan kepercayaan anggota terhadap WAMI. Tidak kalah penting adalah aspek keamanan informasi yang belum optimal, di mana sistem keamanan saat ini masih menggunakan autentikasi satu faktor dan belum sepenuhnya menerapkan enkripsi data serta backup otomatis untuk melindungi data sensitif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Design Science Research (DSR) yang dipadukan dengan metode TOGAF ADM 10. TOGAF ADM dipilih karena mampu menyediakan langkah-langkah terstruktur dan sistematis dalam merancang arsitektur perusahaan mulai dari tahap preliminary hingga tahap migration planning. Setiap fase TOGAF ADM dalam penelitian ini menghasilkan artefak yang mendukung perancangan arsitektur secara menyeluruh, di antaranya Principle Catalog, Stakeholder Map Matrix, Value Chain, Solution Concept Diagram, berbagai katalog data, aplikasi, teknologi, dan GAP analysis pada setiap domain arsitektur. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui studi kasus, wawancara mendalam dengan stakeholder, Focus Group Discussion (FGD), serta dokumentasi perusahaan terkait proses bisnis dan infrastruktur teknologi yang digunakan saat ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan Enterprise Architecture yang dikembangkan mencakup integrasi sistem informasi untuk mendukung sinkronisasi data antar aplikasi seperti ATLAS, VERICAST, PRONTO, dan MINT. Selain itu, dirancang pula konsep penggunaan portal digital yang memungkinkan anggota untuk memantau secara real-time status royalti, klaim, dan laporan data penggunaan lagu mereka. Dari sisi teknologi, rancangan arsitektur ini mengusulkan pemanfaatan cloud computing untuk mendukung skalabilitas, penyimpanan data yang lebih aman, serta mendukung strategi disaster recovery plan yang teruji. Sistem keamanan juga dirancang untuk diperkuat dengan penerapan autentikasi multi-faktor (2FA), role-based access control (RBAC), enkripsi metadata, dan backup otomatis harian untuk memastikan keamanan dan ketersediaan data.
Rancangan migrasi yang dihasilkan dalam penelitian ini dituangkan dalam work package catalog, project context diagram, benefit diagram, serta prioritas implementasi yang mempertimbangkan estimasi nilai dan risiko setiap proyek. Keseluruhan rancangan ini diharapkan mampu membantu WAMI dalam meningkatkan efisiensi operasional, akurasi proses distribusi royalti, transparansi informasi kepada anggota, serta keamanan data dan sistem secara menyeluruh. Dengan demikian, rancangan EA ini menjadi landasan penting bagi WAMI dalam melaksanakan transformasi digital yang adaptif dan berkelanjutan untuk menjawab kebutuhan industri musik yang semakin dinamis.
Kata kunci: Enterprise Architecture, TOGAF ADM, WAMI, Transformasi Digital, Integrasi Sistem, Royalti Musik, Keamanan Data.