Kebutuhan akan koneksi internet yang stabil dan andal semakin meningkat, terutama dalam lingkungan jaringan rumah tangga dan kantor kecil menengah. Salah satu solusi untuk meningkatkan ketersediaan dan efisiensi koneksi adalah dengan menggunakan metode load balancing yang mampu mendistribusikan trafik jaringan melalui beberapa jalur koneksi internet secara simultan. Penelitian ini membandingkan performa dua metode load balancing, yaitu Per Connection Classifier (PCC) dan Equal Cost Multi-Path (ECMP), yang diterapkan menggunakan perangkat MikroTik dan diuji dalam skenario jaringan rumah dengan dua jalur ISP aktif (Biznet dan Telkomsel). Pengujian dilakukan terhadap beberapa parameter Quality of Service (QoS) melalui lebih dari 108 skenario yang berbeda, mencakup variasi bandwidth dan kondisi failover. Hasil penelitian menunjukkan keunggulan yang kontras. Dari segi throughput, metode ECMP lebih unggul dengan kecepatan gabungan mencapai 17 Mbps, dibandingkan PCC yang mencatatkan 14 Mbps. Namun, PCC terbukti jauh lebih andal dalam menjaga stabilitas koneksi, dengan unggul dalam 5 dari 7 kategori bandwidth yang diuji dalam hal meminimalkan packet loss, serta menunjukkan delay yang lebih rendah pada kondisi bandwidth tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemilihan metode load balancing perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi jaringan yang ada. PCC lebih cocok untuk jaringan dengan kebutuhan stabilitas dan adaptasi tinggi, sedangkan ECMP dapat menjadi pilihan untuk jaringan dengan koneksi simetris yang bertujuan memaksimalkan throughput melalui konfigurasi yang lebih sederhana.
Kata Kunci: load balancing, equal cost multi path, per connection classifier, mikrotik, quality of service, network development lifecycle, internet service provider