Kegagalan pengoperasian Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada industri tahu CV.XYZ tahun 2023 menjadi bukti penting bahwa pendekatan konvensional dalam pengelolaan limbah belum mampu menjawab tantangan operasional, teknologi, finansial, dan lingkungan yang kompleks. Penelitian ini menawarkan kebaruan berupa integrasi tiga metode analisis risiko, yaitu HORShe (House of Risk for Safety, Health and Environment), ISM (Interpretative Structural Modeling), dan ANP (Analytic Network Process) untuk merancang strategi mitigasi yang komprehensif dan terstruktur dalam pengolahan limbah cair industri kecil. HORShe digunakan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan agen risiko, ISM untuk mengungkap hubungan hierarkis antar agen risiko, serta ANP untuk menetapkan strategi mitigasi paling efektif berdasarkan tingkat pengaruh, keterkaitan, dan kesulitan implementasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya SOP (A10) menjadi akar permasalahan utama, sementara berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan ANP, strategi paling prioritas yang direkomendasikan adalah pembuatan SOP (PA1) pengolahan limbah menggunakan IPAL. Penelitian ini tidak hanya menghasilkan rekomendasi teknis, tetapi juga menyediakan kerangka kebijakan berbasis risiko yang dapat direplikasi pada industri sejenis. Dengan fokus pada konteks industri tahu skala kecil di Indonesia, studi ini memperkaya literatur manajemen risiko lingkungan dan menjadi model alternatif dalam mendukung implementasi IPAL yang berkelanjutan. Kata kunci : Pengolahan limbah, IPAL, Manajemen Risiko, HORShe, ISM, ANP