Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motif anggota Komunitas DILANS Indonesia dalam mempelajari Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) sebagai bentuk pemberdayaan identitas bagi penyandang disabilitas Tuli. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi Alfred Schutz, penelitian ini menggali pengalaman subjektif para anggota komunitas dalam proses pembelajaran bahasa isyarat. Hasil penelitian ini menggali pengalaman subjektif para anggota komunitas dalam proses pembelajaran bahasa isyarat. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat dua motif utama yang melatarbelakangi partisipasi anggota, yaitu because of motive yang berkaitan dengan pengalaman msa lalu yang memunculkan empati terhadap penyandang Tuli, serta in order to motive yang berorientasi pada harapan menciptakan lingkungan sosial yang inklusif. Temuan juga mengungkapkan bahwa pembelajaran BISINDO tidak hanya memperkuat interaksi sosial, tetapi juga membentuk identitas diri dan solidaritas antaranggota komunitas. Dalam konteks komunikasi inklusif, bahasa isyarat berfungsi bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai simbol pengakuan identitas terhadap ketimpangan akses informasi dan bentuk jelas pemberdayaan sosial bagi penyandang disabilitas Tuli di Indonesia.