Secara umum, remaja menjadi masa di mana individu membentuk kepribadian, perilaku, dan emosi dalam mempersiapkan diri menuju usia dewasa. Namun tak jarang, remaja terjebak dalam permasalahan kesehatan mental yang menghambat dirinya dalam menjalani kehidupan, salah satunya adalah self-sabotage, yakni ketidakmampuan individu dalam menghadapi ketidaknyamanan sehingga cenderung berperilaku menghindar atau menjauhi. Permasalahan tersebut sangat krusial, karena pada dasarnya setiap individu pasti akan dihadapkan pada ketidaknyamanan dalam hidupnya. Parameter kesejahteraan mental yang baik adalah ketika individu mampu menjalani kehidupannya dengan baik meskipun dihadapkan pada ketidaknyamanan. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengenali perilaku self-sabotage dan upaya dalam meregulasi perilaku tersebut. Salah satu media yang dapat digunakan untuk hal ini adalah novel grafis. Perancangan ini diharapkan dapat menjadi media alternatif untuk mengajak pembaca, khususnya generasi muda, mengenali ketakutan yang menghantui dari dalam, serta membangun kesadaran baru untuk berdamai dengan diri dan melangkah menuju pemulihan yang berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan proses wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari novel grafis yang dirancang. Penelitian ini berkolaborasi dengan Biro Psikologi Metafora dan MyndfulAct Mindfulness Ecosystem, dengan luaran utama berupa novel grafis serta media pendukung seperti buku jurnal refleksi, kartu pos, poster, kartu afirmasi, dan stiker.
Kata kunci : Novel grafis, self-sabotage, mindfulness, media refleksi, generasi z