Atrium memiliki peranan penting dalam sebuah pusat perbelanjaan karena berfungsi sebagai jalur sirkulasi, ruang untuk interaksi sosial, sekaligus area penyelenggaraan berbagai kegiatan yang mendukung citra mall sebagai tujuan gaya hidup. Namun, kondisi atrium di Shopping Mall Depok saat ini masih bersifat pasif karena hanya dimanfaatkan sebagai koridor lalu lintas dan tempat bazar, sehingga belum optimal dalam menarik pengunjung. Tugas akhir ini bertujuan merancang ulang area atrium dengan mengusung konsep Performative and Experiential Space untuk meningkatkan fungsi, nilai estetika, serta pengalaman pengunjung. Metode berupa kualitatif yang digunakan mencakup observasi kondisi eksisting, studi banding, survei pengguna, pengembangan konsep desain, hingga pembuatan visualisasi tiga dimensi. Hasil perancangan menunjukkan bahwa penerapan tata ruang yang fleksibel, pemanfaatan pencahayaan alami, penggunaan instalasi digital, dan penambahan panggung atrium dapat mengaktifkan area ini sebagai pusat aktivitas publik. Redesain ini diharapkan dapat memperpanjang durasi kunjungan, mendukung kegiatan bersifat performatif, dan menguatkan identitas mal di tengah kompetisi pusat perbelanjaan masa kini. Selain itu, hasil perancangan ini juga diharapkan menjadi rujukan bagi desainer interior dalam mengembangkan desain ruang publik yang lebih kreatif dan kontekstual.
Kata kunci: atrium, fungsi, pengalaman, pusat perbelanjaan