“Menjadi ibu berarti mengikhlaskan hati untuk lebih mencintai orang lain daripada diri sendiri.”
Menjadi ibu artinya telah setuju untuk mengambil keputusan mencintai orang lain lebih banyak dibandingkan mencintai dirinya sendiri. Dalam buku ini, terdapat rekam jejak para ibu yang gigih dan mampu menolak untuk menyerah. Para ibu yang melalui banyak tantangan, berdamai dengan kondisi ekonomi, anak bahkan suami. Lembaran-lembaran yang menjadi media untuk berbagi serta saling menguatkan.
Lewat buku ini, penulis ingin mengajak para ibunda shalihah lainnya agar dapat mencetak generasi-generasi emas dan qurani. Selain itu juga sebagai pengingat supaya terus memperbaiki diri dan memberikan pendidikan terbaik untuk sang buah hati. Buku ini disusun layaknya sebuah buku harian ibunda dalam menjalani hari-harinya. Ditulis dengan bahasa yang jujur dan sederhana sehingga apa yang ingin disampaikan lebih mudah untuk dicerna oleh pembaca sekalian.
Cerita yang dihadirkan dalam buku ini menguraikan perjalanan seorang ibu hebat yang mampu menginspirasi pembaca. Dewi Nur Aisyah merupakan seorang wanita karir dengan sejuta aktivitas yang dilakoninya termasuk menuntut ilmu akademis yang tidak ingin dilewatkannya. Sebagai perempuan yang mengemban amanah besar dari Allah sebagai ibu, ia dengan telaah mendampingi di setiap perkembangan sang buah hati, menjadi sekolah pertama bagi sang anak dan mengupayakan yang terbaik untuk menjadikan anaknya seorang yang shalih dan shalihah.