“Mengapa namamu Athallah, ya Habibie?”
“Itu adalah doa ayahku yang terselip di namaku. Athallah, artinya pemberian atau hadiah dari Allah. Ayahku berharap, suatu saat, aku akan terus dilahirkan untuk menjadi orang yang berguna dan bermanfaat untuk semua orang. Bagi agamaku, kekasihku, dan orang-orang yang kucintai.”
Athallah benar-benar tak menyangka jika ia bisa berujung jatuh cinta pada sepupunya sendiri, sebelum menerima perjodohan ayahnya. Dia adalah Ayesha Abidah Jannah. Athallah tertarik mengenal perempuan itu ketika ia mengetahui bahwa ternyata Ayesha takut dengan sebuah pernikahan. Terlebih kala Ayesha mengetahui, bahwa yang melamarnya adalah seorang Athallah Al-Habibie.
Ia takut, dan merasa tak pantas menjadi istrinya, juga menyadari betapa banyak kekurangannya akan ilmu agama. Tapi, hal itu malah membuat Athallah terus memberikan keyakinan pada Ayesha, bahwa ketakutan yang ada dalam diri Ayesha, akan menghilang setelah mereka arungi pernikahan.
Dan ternyata benar, Athallah berhasil membuktikannya. Detik itu, Ayesha pun meyakini bahwa, Athallah itu sungguh pemberian dari Allah untuk dirinya. Meski, banyak rintangan yang membuat pernikahan mereka terombang-ambing, Athallah terus berusaha mempertahankan rumah tangga mereka.