Menghadapi tantangan hidup yang menggila, kita memang butuh cara hidup “agak laen”. Akui saja, lebih banyak ancaman daripada kenyamanan dalam hidup. Sejak membuka mata, tantangan sudah dimulai: baju kusut belum disetrika, kopi habis, lupa beli sabun mandi, dan the last but not least, kejebak macet di banjir sisa hujan semalam.
Sesampainya di kampus, sekolah, atau kantor, ada saja orang yang tidak kita sukai. Mulai dari sikapnya yang ketus, sombong, hingga kecerdikannya untuk menjegal nama baik kita. Sialnya, terkadang mereka lebih ‘menyala’ di pergaulan daripada kita. Sore pun tiba. Ingin hati meregang otak dan otot. Membuka HP adalah pilihan yang nikmat. Sialnya, selalu ada yang membuat hati iri. Media sosial dipenuhi orang-orang yang hidupnya terlihat jauh lebih nikmat dari kita. Lagi dan lagi, esok pagi akan dihiasi mata kurang tidur dan asam lambung yang meningkat.
Itulah kehidupan. Ada saja shit happens yang mewarnai hari-hari kita. Belum lagi kalau harus ngomongin tiga sahabat terdekat yang menemani setiap detik hidup kita. Siapakah mereka? Ada yang tahu?
Buku ini hadir bukan sebagai obat tetapi secercah cahaya yang mungkin Anda butuhkan. Isinya bukan barang baru, tetapi mungkin banyak yang belum Anda tahu. Sejak ribuan tahun lalu, manusia sesungguhnya sudah punya masalah yang sama dengan Anda. Mereka ada sejak manusia ada.
Buku ini memaparkan mengenai bagaimana Anda bisa menjalani hidup dengan prinsip Stoa. Tujuannya bukan menjadikan Anda seorang filsuf, tetapi membuka ruang-ruang kemungkinan Anda tetap happy meski dihimpit jutaan masalah.