Rooftop Farming Center merupakan sistem pertanian dan peternakan modern di Telkom University Surabaya yang dibuat untuk mengatasi tantangan menyempitnya lahan pertanian dan sebagai regenerasi perkebunan, pertanian, serta peternakan di kota. Dengan memanfaatkan atap gedung Telkom University Surabaya, inisiatif ini mendukung ketahanan pangan dengan memperkenalkan teknologi pertanian modern kepada generasi muda, dan mendorong pertanian berkelanjutan di perkotaan. Rooftop Farming Center sudah menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) untuk kendali sistem pengairan dalam pertaniannya. Namun, untuk proses bisnis pada penjualan hasil panen dan ternak belum ada sebuah sistem yang bagus dan terintegrasi untuk memasarkan produk yang dihasilkan. Mulai dari pemasaran dan penjualan saat ini masih melalui orang ke orang, sistem pembayarannya juga masih manual.
Penelitian ini dilakukan untuk memberi solusi yang dapat mengatasi masalah–masalah tersebut, yaitu mengembangkan aplikasi mobile berbasis android yang dapat memenuhi kebutuhan penjualan dan management stok di Rooftop Farming Center Telkom University Surabaya. Aplikasi ini dikembangkan menggunakan framework Flutter untuk frontend aplikasi dan Node.js sebagai backend aplikasinya. Penelitian ini menggunakan kombinasi metodologi design thinking dan scrum dengan pendekatan DT@Scrum sebagai metodologi pengembangannya. Design thinking digunakan untuk menghasilkan perencanaan dan ide-ide agar solusi yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Metode ini melibatkan beberapa tahap yang dapat dilakukan secara iterative yaitu empathize, define, ideate, prototype, dan test. Sementara untuk metode scrum merupakan metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan agar pengembangan aplikasi mobile ini dapat beradaptasi dengan perubahan dan mendapatkan feedback dengan cepat. Bentuk pendekatan DT@Scrum adalah adalah dengan menggabungkan metode scrum dan design thinking dalam 3 fase yaitu design thinking phase, initial development phase, dan fully integrated phase.. Selain itu, kualitas aplikasi diuji melalui tiga metode utama yaitu black-box testing untuk memastikan fungsionalitas berjalan sesuai spesifikasi, User Acceptance Testing (UAT) untuk memvalidasi penerimaan fungsionalitas oleh pengguna akhir, serta System Usability Scale (SUS) untuk mengukur tingkat kepuasan dan kemudahan penggunaan aplikasi.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa aplikasi mobile yang dikembangkan telah memenuhi kebutuhan sistem penjualan produk smart farming di Rooftop Farming Center, dengan seluruh fitur utama mulai dari manajemen produk, keranjang belanja, pemrosesan pesanan, hingga pembayaran digital berfungsi baik dan lulus pengujian black-box. Pengujian UAT yang melibatkan pengguna akhir dari berbagai peran seperti pembeli, penjual, dan admin juga mengonfirmasi bahwa seluruh skenario uji utama berhasil dan fungsionalitas aplikasi dapat diterima. Meskipun terdapat beberapa catatan perbaikan minor seperti pesan error dan ukuran ikon, secara keseluruhan aplikasi dinyatakan lulus uji penerimaan. Evaluasi usability dengan SUS memperoleh skor rata-rata 73, menandakan aplikasi memiliki tingkat kegunaan yang baik serta dapat diterima dengan positif oleh pengguna. Dengan demikian, aplikasi ini diharapkan dapat mendukung proses penjualan produk pertanian secara digital, memperluas jangkauan pasar, serta memudahkan akses informasi stok dan transaksi pembelian di Rooftop Farming Center.
Kata Kunci: Rooftop Farming Center, Aplikasi Mobile, Design Thinking, Scrum, Smart Farming