Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Technology Acceptance Model (TAM) dan dukungan pemerintah terhadap intensi literasi digital di kalangan Generasi Z di Indonesia. Generasi Z, sebagai digital natives, memiliki potensi besar untuk mendukung transformasi digital, namun tingkat literasi digital mereka masih perlu ditingkatkan. Penelitian ini memfokuskan pada persepsi kegunaan, kemudahan penggunaan, dan dukungan eksternal yang memengaruhi intensi literasi digital dengan menggunakan pendekatan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (SEM). Metode yang digunakan mencakup penyusunan kuesioner berbasis skala Likert yang disebarkan kepada responden Generasi Z. Pengumpulan data dilakukan secara daring dengan target responden minimal 200 orang. Data yang terkumpul diolah menggunakan PLS-SEM untuk menguji hubungan antarvariabel, termasuk validitas dan reliabilitas indikator penelitian. Langkah pengujian mencakup analisis model pengukuran dan model struktural untuk mengevaluasi pengaruh langsung dan tidak langsung antarvariabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Optimism berpengaruh signifikan terhadap Perceived Usefulness (PU) (? = 0,326; p = 0,000) dan Perceived Ease of Use (PEOU) (? = 0,288; p = 0,000), serta Innovation berpengaruh signifikan terhadap PU (? = 0,426; p = 0,000) dan PEOU (? = 0,384; p = 0,000). Selain itu, PU dan PEOU berpengaruh signifikan terhadap Attitude (? = 0,250; p = 0,000) dan Intention to Use (? = 0,279; p = 0,000), yang pada gilirannya memengaruhi literasi digital (? = 0,219; p = 0,000). Sebaliknya, faktor-faktor seperti Discomfort, Insecurity, dan Dukungan Pemerintah tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap literasi digital (p > 0,05). Temuan ini menyimpulkan bahwa peningkatan literasi digital lebih efektif dicapai melalui penguatan persepsi manfaat, kemudahan penggunaan, dan sikap positif terhadap teknologi, dibandingkan melalui intervensi eksternal seperti program pemerintah.