Pelecehan seksual secara di media sosial merupakan bentuk kekerasan yang mengancam kesehatan psikologis individu, termasuk laki-laki sebagai korban. Minimnya perhatian terhadap pengalaman laki-laki dalam konteks ini menjadikan isu ini penting untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dinamika konsep diri laki-laki korban pelecehan seksual digital di platform TikTok. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain fenomenologis dan berpijak pada paradigma konstruktivis, guna memahami makna subjektif yang dibentuk dari pengalaman personal. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap tiga informan utama yang menjadi korban langsung, serta tiga informan pendukung yang memiliki relasi dekat dengan korban. Analisis data merujuk pada teori konsep diri Carl Rogers yang mengelompokkan konsep diri dalam aspek internal dan eksternal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelecehan seksual berdampak pada kebingungan dalam memahami diri identitas penyesuaian pada diri pelaku dan konflik dalam diri penilaian dan penerimaan. Di sisi eksternal, korban mengalami pergeseran persepsi terhadap diri fisik, tekanan moral dalam diri etika moral, serta dinamika dalam hubungan sosial dan diri keluarga, diri pribadi, dan diri sosial. Dukungan sosial, terutama dari lingkungan pertemanan dan profesional, terbukti berperan penting dalam menjaga stabilitas emosional korban. Temuan ini menegaskan pentingnya komunikasi intrapersonal dan dukungan eksternal dalam proses rekonstruksi konsep diri laki-laki yang menjadi korban kekerasan seksual di ruang digital. Kata kunci: Pelecehan Seksual, Konsep Diri, Laki-Laki, Fenomenologi Tiktok