Kenakalan remaja merupakan permasalahan sosial yang kompleks dan berdampak luas, baik bagi individu maupun masyarakat. Salah satu upaya untuk menanganinya adalah melalui proses rehabilitasi sosial di lembaga seperti Griya Bina Remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran komunikasi interpersonal antara pembina dan remaja dalam mendukung proses rehabilitasi. Fokus utama adalah pada kompetensi pembina sebagai komunikator dalam komunikasi instruksional yang mencakup elemen-elemen seperti feedback, Feedforward, Noise Management, Communication Choice, channel, dan Code Switching. Dengan beberapa tema seperti support,tekad,emosional,strategi dan masih banyak lagi. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi kasus, di mana data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam dengan pembina dan remaja sebagai informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan interpersonal yang hangat dan komunikatif antara pembina dan remaja sangat mempengaruhi efektivitas rehabilitasi. Kompetensi komunikasi pembina berperan penting dalam membangun kepercayaan, menciptakan suasana belajar yang kondusif, serta memfasilitasi perubahan perilaku positif pada remaja. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan strategi komunikasi dalam lembaga rehabilitasi sosial.
Kata Kunci: komunikasi interpersonal, pembina, remaja bermasalah, rehabilitasi sosial, Griya Bina Remaja