Desentralisasi fiskal memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengelola keuangan secara mandiri guna meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Salah satu indikator keberhasilan desentralisasi fiskal adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kota Medan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi PAD yang tinggi, namun realisasi penerimaannya masih belum optimal dan kerap tidak mencapai target yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terhadap PAD Kota Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari laporan realisasi anggaran Pemerintah Kota Medan dan arsip data yang diperoleh dari Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD), dengan jumlah 72 sampel data bulanan selama periode 2019–2024. Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh baik secara simultan maupun parsial dari masing-masing variabel independen terhadap PAD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap PAD, sedangkan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Temuan ini mengindikasikan perlunya optimalisasi penerimaan pajak dan retribusi melalui peningkatan kepatuhan wajib pajak serta perbaikan tata kelola dan evaluasi kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Dengan demikian, implementasi desentralisasi fiskal di Kota Medan dapat berjalan lebih efektif dan berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kata Kunci : Desentralisasi Fiskal, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Kontribusi, Pajak Daerah, Pendapatan Asli Daerah, Retribusi Daerah,