Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh tata kelola perusahaan terhadap skor Environmental, Social, and Governance (ESG) pada perusahaan sektor energi dan material yang go-public negara di China, India, Jepang, dan Indonesia selama periode 2020–2023. Penelitian ini dilandasi oleh meningkatnya perhatian global terhadap keberlanjutan dan pentingnya pengungkapan kinerja non keuangan perusahaan. ESG kini dianggap sebagai indikator penting dalam menilai tanggung jawab sosial serta daya saing perusahaan.
Variabel corporate governance dalam penelitian ini mencakup board size, board diligence, board independence, dan board gender diversity. Selain itu, beberapa variabel kontrol seperti firm size, firm age, leverage, dan profitability turut dianalisis untuk memberikan hasil yang lebih komprehensif terkait pengaruh struktur dewan terhadap skor ESG.
Metode yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan pendekatan kuantitatif. Data ESG diperoleh dari Refinitiv, yang menghitung skor ESG berdasarkan lebih dari 630 indikator dalam tiga pilar utama: lingkungan, sosial, dan tata kelola. Proses penilaian ESG dilakukan melalui lima tahapan, termasuk pembobotan berdasarkan relevansi industri dan penyesuaian skor jika terdapat kontroversi terkait isu ESG.
Hasil analisis menunjukkan bahwa board size, board diligence, board independence berpengaruh positif secara signifikan terhadap skor ESG perusahaan. Sebaliknya, board gender diversity tidak menunjukkan hubungan yang signifikan, diduga karena masih rendahnya keterwakilan perempuan dalam struktur dewan pada sampel perusahaan yang diteliti.
Studi ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori tata kelola perusahaan dan ESG, khususnya di negara berkembang. Hasil temuan ini juga dapat menjadi masukan praktis bagi investor dan manajemen perusahaan dalam merancang struktur dewan yang mendukung kinerja keberlanjutan secara optimal.
Kata Kunci : tata kelola perusahaan, ESG skor, ukuran dewan, ketekunan dewan, dewan independen, keberagaman gender