Pada puluhan ribu tahun sejarah umat manusia yang terdokumentasikan, peradaban
yang ada dan pernah ada tidak pernah jauh dari kehancuran. Kemunculan
peradaban dan kehancurannya seakan telah menjadi suatu siklus yang abadi.
Terlupakannya suatu peradaban termasuk dalam fenomena “Oblivion”. secara
makna oblivion dapat berarti dua hal. pertama, merupakan sebuah keadaan tidak
sadar akan apa yang terjadi. Kedua, merupakan sebuah keadaan dimana suatu hal
menjadi terlupakan dan tidak diingat. Fenomena “Oblivion” mengangkat
persoalan mengenai hilangnya warisan peradaban akibat kurangnya preservasi
sejarah serta ancaman kehancuran akibat konflik dan kelalaian manusia. Karya ini
berusaha menggugah kesadaran tentang pentingnya meninggalkan jejak yang
bermakna bagi generasi mendatang. Tugas akhir ini merupakan bentuk visualisasi
fenomena “Oblivion” melalui reimajinasi teknologi abad ke-20 dan 21, yang
dihadirkan dalam medium seni instalasi dan audio-visual. Dalam pengkaryaannya,
penulis menggabungkan objek fisik, dan teknologi digital seperti RFID dan
visualisasi audio-spektrum untuk menciptakan pengalaman imersif dan interaktif.
Karya ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana ekspresi artistik, tetapi juga sebagai
medium reflektif untuk mempertanyakan ulang bentuk dan makna peninggalan
peradaban dalam era modern.