Penelitian ini mengangkat potensi serat kenaf (Hibiscus cannabinus L.) grade-A sebagai alternatif penggunaan benang pakan dalam proses pembuatan kain tenun menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Serat kenaf memiliki karakter fisik seperti kekuatan tarik tinggi, bobot ringan, serta kemampuan terurai tinggi yang dapat menjadikannya pilihan material ramah lingkungan. Namun, sifat serat yang kaku dan permukaannya yang kurang halus menjadi hambatan, khususnya dalam aplikasi tekstil yang bersentuhan langsung dengan kulit. Pemanfaatan ATBM memberikan keuntungan berupa kestabilan dalam pengaturan kerapatan benang lungsi, yang berperan penting dalam menciptakan struktur kain yang lebih kuat dan tahan lama. Selain aspek teknis penenunan, penelitian ini juga akan mempertimbangkan pendekatan visual melalui penerapan unsur rupa dan prinsip desain guna menciptakan produk tekstil yang tidak hanya fungsional namun juga memiliki daya tarik visual. Berbagai kombinasi struktur tenun, dan karakteristik benang diuji dalam proses eksplorasi guna menghasilkan variasi hasil yang adaptif dan dapat diterapkan. Hasil eksplorasi diharapkan dapat membuka peluang baru dalam pemanfaatan serat kenaf pada industri fashion.