Indonesia menjunjung tinggi persamaan hak dan kewajiban bagi seluruh warganya, termasuk penyandang disabilitas. Namun, dalam praktiknya, penyandang disabilitas masih menghadapi berbagai hambatan untuk memperoleh kesempatan setara dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Griya Harapan Difabel (GHD) di Jawa Barat berperan dalam memberdayakan penyandang disabilitas melalui pelatihan keterampilan, khususnya di bidang kerajinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengembangan visual dekoratif melalui teknik sulam di kelas handycraft GHD serta menentukan jenis produk merchandise yang berpotensi menjangkau pasar yang lebih luas, terutama di kalangan remaja. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan design thinking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik sulam seperti tusuk balik, tusuk feston, dan tusuk jelujur yang diajarkan di kelas handycraft dapat diterapkan secara efektif pada produk merchandise. Teknik sulam tersebut memperkuat visual dekoratif dengan mengacu pada motif batik GHD sebagai elemen desain utama. Totebag dipilih sebagai produk merchandise karena dinilai memiliki daya tarik pasar yang tinggi. Penggunaan kain batik GHD juga memperkuat identitas lembaga serta membuka peluang pasar yang lebih luas lagi di kalangan remaja.