Fast fashion menjadi salah satu penyumbang terbesar limbah tekstil dan pencemaran lingkungan, disertai dengan persoalan sosial seperti eksploitasi tenaga kerja. Dalam upaya menghadirkan solusi konsumsi fesyen yang lebih berkelanjutan, aktivitas thrifting dan preloved kini semakin diminati, terutama oleh generasi muda. Carousell sebagai platform e-commerce untuk jual beli barang bekas memiliki potensi besar untuk mendukung gaya hidup ini, khususnya di Kota Bandung. Sayangnya, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap dampak fast fashion serta minimnya kampanye edukatif dari platform seperti Carousell menjadi hambatan utama. Penelitian ini bertujuan untuk merancang kampanye produk Carousell yang informatif dan persuasif, guna meningkatkan kesadaran serta mendorong perilaku konsumsi pakaian bekas. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, kuisioner, dan studi pustaka. Analisis dilakukan melalui pendekatan AOI (Activity, Opinion, Interest), AISAS (Attention, Interest, Search, Action, Share), serta Matriks Perbandingan dari kampanye serupa. Media yang dirancang meliputi video digital (YouTube Ads), media sosial (Instagram, Facebook), media luar ruang (poster, Billboard, x-Banner), merchandise (pin, badge, stiker), serta media interaktif berupa vending machine digital yang terhubung secara real-time dengan sistem Carousell. Strategi kampanye mengedepankan pendekatan storytelling untuk menyampaikan pesan secara emosional dan komunikatif, sekaligus menyertakan data dan fakta lingkungan untuk memperkuat dampak informatif. Diharapkan kampanye ini tidak hanya memperkuat citra Carousell sebagai platform yang peduli terhadap lingkungan, tetapi juga membentuk perilaku konsumtif masyarakat ke arah yang lebih bijak, bertanggung jawab, dan berkelanjutan melalui pemanfaatan pakaian bekas sebagai alternatif dari fast fashion.
Kata kunci: Fast fashion, Kampanye Produk, Carousell, Thrifting, Preloved, Pakaian Bekas.