Industri multifinance menghadapi tiga tantangan besar:
Melemahnya daya beli masyarakat, akibat perlambatan ekonomi dan meningkatnya angka PHK.
Premanisme ormas, yang melindungi debitur bermasalah dan mengganggu proses penagihan.
Kinerja keuangan yang menurun, dengan 28 perusahaan mengalami kerugian dan 16 lainnya tidak melaporkan kinerja keuangan.
Rating 130 perusahaan multifinance 2025 menjadi sorotan utama, menunjukkan siapa yang mampu bertahan dan siapa yang terpuruk di tengah badai ekonomi.
Ekonomi Nasional: Optimisme vs Realita
Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 4,87% pada kuartal pertama 2025, lebih rendah dari target pemerintah. Sementara itu, belanja pemerintah justru turun 5,1%, meskipun beban utang dan bunga meningkat tajam. Program makan bergizi gratis tetap dijalankan dengan anggaran yang membengkak, memicu perdebatan soal prioritas fiskal.
Sektor Otomotif dan Pembiayaan
Penjualan kendaraan roda empat terus menurun sejak 2023, berdampak langsung pada sektor pembiayaan otomotif. Industri multifinance yang sebelumnya tumbuh 13,32% pada 2023, kini hanya tumbuh 6,52% pada 2024, dengan laba yang justru menurun 2,12%.
Kedaulatan Sistem Pembayaran
Artikel opini mengangkat pentingnya menjaga kedaulatan sistem pembayaran nasional di tengah tekanan global, terutama dari Amerika Serikat yang memprotes kebijakan QRIS Indonesia. Pemerintah diingatkan agar tidak menjadi “ayam sayur” dalam pertarungan sistem pembayaran digital global.
Akselerasi Sektor Jasa untuk Indonesia Emas 2045
Pemerintah mendorong sektor jasa sebagai pilar utama menuju visi Indonesia Emas 2045. Namun, dibutuhkan strategi konkret dan konsistensi kebijakan agar sektor ini benar-benar menjadi motor pertumbuhan ekonomi.