Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pendeteksi kebakaran berbasis mikrokontroler yang mengimplementasikan logika Fuzzy Mamdani. Kebakaran sering kali terjadi akibat kelalaian manusia atau faktor teknis, seperti korsleting listrik, sehingga sulit diprediksi. Sistem ini dirancang menggunakan tiga sensor utama: sensor suhu DHT11 untuk memantau suhu, sensor api KY-026 untuk mendeteksi keberadaan api, dan sensor asap MQ-2 untuk mengukur konsentrasi gas atau asap. Data yang diperoleh dari ketiga sensor diproses oleh mikrokontroler Arduino Mega 2560, dengan hasil yang ditampilkan pada layar LCD 16x2. Proses logika Fuzzy Mamdani digunakan untuk menentukan tingkat bahaya kebakaran yang dikategorikan menjadi empat: Aman, Waspada, Berbahaya, dan Kritis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada suhu lingkungan dingin (17–49°C), normal, dan panas, dengan ketebalan asap sedang, nilai sensor api masing-masing berada pada rentang 939–158 nm, 964–124 nm, dan 873–95 nm. Ketika api tidak terdeteksi, sistem menunjukkan kategori Aman dan pompa off. Namun, saat api terdeteksi, kategori meningkat secara bertahap, mulai dari Adaapi dan pompa on hingga Berbahaya dan pompa on pada suhu dingin, atau Sangatberbahaya dan pompa on pada suhu normal dan panas. keadaan tercatat berkisar antara 90–167, dengan kinerja pompa air berada di antara 16,2–92,8, tergantung pada kondisi kebakaran. Dengan adanya sistem ini, potensi kerugian akibat kebakaran dapat diminimalkan, dan waktu respons terhadap kebakaran dapat ditingkatkan secara signifikan.
Kata kunci : Mikrokontroler, Pendeteksi Kebakaran, Arduino Mega 2560, sensor asap MQ2, sensor api, sensor suhu, logika fuzzy