UMKM memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan kontribusi lebih dari 50% terhadap PDB dan menyerap 97% tenaga kerja. Dengan meningkatnya kinerja UMKM maka dapat membantu pencapaian target pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia Emas Tahun 2045. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah UMKM terbanyak di Indonesia. Sektor UMKM menyumbang 57,14% terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat. Kemitraan strategis menjadi kunci untuk meningkatkan kinerja UMKM melalui penguatan jaringan bisnis, peningkatan kualitas produksi, kapasitas, dan keberlanjutan. Namun, tingkat kemitraan UMKM di Jawa Barat masih rendah, yaitu 11% jika dibandingkan dengan Jawa Tengah yang sudah mencapai 13%. Hal ini juga sesuai dengan laporan implementasi corporate social responsibility di Jawa Barat yang menyebutkan bahwa aktivitas perusahaan dengan UMKM masih lebih banyak yang bersifat donasi dari pada aktivitas untuk peningkatan ekonomi.
Model penelitian kali ini didapatkan dari elaborasi variabel kompetensi digital dan sustainable value creation terhadap program kemitraan dan kinerja UMKM. Sedangkan kebaruan pada penelitian kali ini adalah penambahan variabel pelibatan dan pengembangan komunitas sebagai variabel mediasi antara program kemitraan dan kinerja UMKM. Model kemitraan dalam penelitian kali ini akan berfokus pada variabel yang mampu meningkatkan program kemitraan untuk meningkatkan kinerja UMKM. Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini menggunakan SmartPLS dan ISM.
Karakteristik responden dalam penelitian ini melibatkan 97 responden UMKM di Provinsi Jawa Barat yang telah beroperasi minimal 3 tahun dan pernah bekerja sama dengan perusahaan industri. Responden berasal dari 18 Kabupaten/Kota yang mewakili 66,6% wilayah Jawa Barat. Berdasarkan pengalaman kerja, mayoritas responden memiliki pengalaman 6-10 tahun dengan sektor usaha yang paling dominan adalah makanan dan minuman. Penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi digital (38%) dan sustainable value creation (48%) memiliki pengaruh signifikan terhadap program kemitraan, dimana sustainable value creation memiliki pengaruh yang lebih besar. Program kemitraan juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM (46,1%) dan terhadap pelibatan dan pengembangan komunitas (76,4%). Sedangkan pelibatan dan pengembangan komunitas berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja UMKM (18,6%) begitu pun juga jika sebagai mediasi (14,2%). Program kemitraan dapat meningkatkan pelibatan dan pengembangan komunitas suatu perusahan industri dan UMKM tetapi aktivitas tersebut tidak signifikan untuk meningkatkan kinerja UMKM. Sehingga untuk meningkatkan kinerja UMKM, pemerintah tidak perlu pelibatan dan pengembangan komunitas sebagai bagian dari program kemitraan. Pemerintah harus berfokus kepada sustainable value creation dari UMKM dalam program kemitraan.
Penciptaan nilai berkelanjutan memiliki pengaruh lebih signifikan dibandingkan kompetensi digital terhadap program kemitraan, sehingga program kemitraan harus difokuskan pada peningkatan sustainable value creation bagi UMKM untuk mengatasi permasalahan mereka. Pemerintah Provinsi dan Kota melalui Bappeda, dengan dukungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil, serta asosiasi terkait, menjadi aktor utama dalam perancangan dan monitoring program ini. Program CSR di Jawa Barat perlu berorientasi pada pemberdayaan ekonomi UMKM, terutama dalam pemenuhan legalitas usaha dan akses pendanaan formal. Program kemitraan berbasis CSR harus mendukung pencapaian SDGs dengan fokus pada keberlanjutan dan adopsi teknologi untuk meningkatkan produktivitas UMKM. Perusahaan industri dapat berkontribusi melalui program seperti penjualan mesin bekas yang masih berfungsi kepada UMKM, sementara pemerintah diharapkan memfasilitasi kebijakan dan pelatihan yang mendorong penerapan prinsip sustainable value creation. Penelitian lanjutan disarankan untuk mengeksplorasi dimensi baru dalam variabel pelibatan dan pengembangan komunitas guna meningkatkan pengaruhnya terhadap kinerja UMKM.