Peningkatan permintaan energi listrik dan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon memicu perlunya pengembangan energi terbarukan, salah satunya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM). PT. Brantas Total Energi, yang merupakan anak perusahaan PT. Brantas Energi, berencana mengembangkan proyek PLTM Batanghari di Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan investasi proyek tersebut dari aspek finansial dan risiko, serta memberikan rekomendasi bagi kelanjutan proyek ini. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis finansial yang mencakup empat indikator utama: Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), Discounted Payback Period (DPP), dan Profitability Index (PI). Selain itu, dilakukan analisis sensitivitas untuk mengidentifikasi risiko investasi terhadap perubahan variabel kunci, seperti tarif jual beli listrik, biaya investasi, dan tingkat produksi listrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyek PLTM Batanghari memiliki IRR sebesar 12,25%, NPV positif sebesar Rp 31,257 miliar, DPP selama 15 tahun, dan PI sebesar 1,18, yang menandakan bahwa proyek ini layak secara finansial. Namun, hasil analisis sensitivitas mengindikasikan bahwa proyek cukup sensitif terhadap fluktuasi tarif dan biaya investasi. Dalam skenario terburuk, seperti penurunan tarif listrik dan peningkatan biaya investasi, proyek dapat menjadi tidak layak. Oleh karena itu, disarankan agar PT. Brantas Energi dan PT. Brantas Total Energi melakukan pemantauan risiko secara rutin dan mempertimbangkan strategi mitigasi, seperti renegosiasi tarif atau pengendalian biaya investasi, guna menjaga keberlanjutan dan profitabilitas proyek.