Penyebab kematian akibat penyakit jantung menjadi sorotan permasalahan di
berbagai negara terutama indonesia. Data pada World Health Organitatioin (WHO)
menyatakan 17 juta masyarakat dibelahan negara dengan kasus meninggal yang
diakibatkan oleh penyakit jantung. Metode yang digunakan untuk mengukur detak jantung
menurut para ahli medis seperti Stetoskop, Electrocardiogram (ECG), dan
Phonocardiogram (PCG), tetapi metode-metode ini sering kali hanya digunakan di klinik
dan mahal. Akibatnya, penelitian bertujuan untuk mengambangkan sistem yang
mendeteksi detak jantung dan saturasi oksigen berbasis Internet of Things dengan platform
Telegram dengan menggunakan sensor MAX30102. Karena detak jantung dan saturasi
oksigen dapat dipantau dari jarak jauh melalui aplikasi Telegram, ketika Telegram dan alat
tersebut terhubung dengan internet, sistem ini akan menjadi lebih mudah. Penelitian
dilakukan menggunakan metode penelitian dan pengembangan Researh and Development
(RnD), langkah pertama dengan studi literatur, perancangan sistem, pengujian sistem, dan
pengambilan dan pengumpulan data. Metode Photoplethysmography (PPG) atau non-
invasive juga digunakan untuk mengumpulkan data dengan meletakkan ujung jari pada
sensor. Alat ini dilengkapi dengan NodeMCU ESP8266 sebagai mikrokontroller dan LCD
I2C 16x2 sebagai output untuk menampilkan hasil dari sensor MAX30102. Hasil penelitian
menunjukkan tingkat akurasi pada alat monitoring detak jantung dan saturasi oksigen
menggunakan sensor MAX30102 memiliki tingkat error pada BPM sebesar 0,8% dan SpO2
sebesar 0,6% dibandingkan dengan pulse oximeter. Selisih ini menunjukan tingkat
keakurasian alat sebesar 99,2% untuk BPM dan 99,4% untuk SpO2. Hasil analisis
menunjukkan bahwa detak jantung dan saturasi oksigen dipengaruhi oleh kondisi tubuh.
Hasil pengujian Quality of Service (QoS) mendapatkan nilai throughput sebesar 6.711
kbps, packet loss sebesar 0,6% dan delay sebesar 163,4 ms.
Kata Kunci: Detak jantung, NodeMCU ESP8266, Saturasi oksigen, Sensor MAX30102,