Buku Peningkatan User-Privacy Melalui Anonymous Aunthentication dan Apalikasinya Anonymous authentication memiliki makna bahwa otorisasi dari seorang user atau pengguna tanpa mengidentifikasi siapa sebenarnya user tersebut. Teknologi sebagai sebuah terobosan dalam meningkatkan privasi dari user yang memberikan jaminan keamanan data dalam sistim. Sistim autentikasi user telah diadopsi secara luas pada penggunaan sistim layanan berbasis jaringan Internet yang hanya mengijinkan user yang sah atau valid untuk mengakses layanan yang disediakan oleh penyedia layanan. Pada sistim ini, penyedia layanan dapat mengidentifikasi user, menyimpan semua aktifitas terhadap penggunaan layanan dari user, dan mampu mengekstraksi profil dari user. Sehingga, hal ini tentunya merupakan potensi yang menyebabkan masalah yang sangat serius terhadap pengungkapan privasi dari user. Contoh skema autentikai yang kita kenal dengan baik adalah skema group signature, dimana seorang user dapat diautentikasi legalitasnya sebagai seorang anggota dalam sebuah grup tanpa mengidentifikasi atau mengungkap jati diri sebenarnya dari seorang user. Solusi dengan penerapan teknologi kriptografi untuk menyelesaikan permasalahan privasi seperti yang dilakukan oleh skema group signature ini, memungkinkan seorang user dapat menandatangani sebuah pesan digital yang mengatasnamakan grup. Kemudian, verifikator dapat memverifikasi tanda tangan secara anonim tanpa mengungkapkan jati diri sebenarnya dari user. Sementara itu, skema yang lain adalah anonymous credential, dimana seorang user dapat diautentikasi legalitasnya tanpa mengungkap jati dirinya. Pada sistim anonymous credential, terdapat sebuah otoritas yang mengeluarkan sertifikat digital yang berisi sebuah set atribut dari user. Dengan menggunakan sertifikat ini, seorang user dapat membuktikan dirinya secara anonim terhadap kepemilikan dari sertifikat tersebut ke verifikator, dimana atribut yang dipilih untuk pembuktian dirinya biasanya atribut yang bersifat tidak sensitif tanpa mengungkapkan informasi privasi dari user. Sebagai ganti pengungkapan jati diri adalah atribut dari user yang bersifat tidak sensitif, contohnya adalah umur, jenis kelamin, dan atribut lain yang bersifat tidak sensitif jika diketahui atau diungkap oleh pihak atau orang lain. Penggunaan atribut untuk melindungi privasi dari user juga diadopsi oleh skema attribute-based encryption. Hal yang sama untuk untuk menghindari pengungkapan privasi dilakukan oleh skema pseudonymous-based authentication dengan mengenalkan pseudonym yang menggantikan jati diri sebenarnya dari seorang user.
004 SUD p