Kemampuan berpikir adalah sebuah perjalanan—bukan tujuan—yang sebagai konsekuensinya akan menumbuhkan pemahaman tentang diri, kemampuan memecahkan masalah secara lebih efektif, sikap terbuka terhadap pemikiran baru, hingga empati yang lebih baik dalam berhubungan dengan manusia lain. Lewat buku “Menjadi”, Afutami menawarkan peta jalan yang membantu penelusuran tersebut. Alih-alih menggurui, buku ini mengajak kita berkaca lewat perjalanan penulisnya dalam memproses disonansi dari berbagai paradoks kehidupan yang ditemuinya, mulai dari privilese dan ketimpangan, nasionalisme dan humanisme, hingga ekonomi dan lingkungan. Di akhir, Menjadi juga menawarkan opsi konkret untuk mengejawantahkan kemampuan berpikir tersebut ke dalam aksi dan kontribusi nyata. Harapannya, buku ini bisa menjadi teman dalam berproses dan penemuan-penemuan internal yang memerdekakan diri serta membantu membangun hubungan lebih sehat dengan sekitar.
Buku ini sangat menarik menurut para pembaca, mereka mengungkapkan perasaannya saat membaca buku ini seperti membaca buku kumpulan rumus atau rangkuman rumus-rumus yang kita sering temui ketika duduk di bangku sekolah dan mereka menyukai bagaimana penulis mengatur alur dalam buku ini. Penasaran? Yuk langsung baca.