Minimalisme digital memungkinkan orang bercakap-cakap lama tanpa melirik ponsel; tenggelam dalam buku yang bagus, kerajinan tangan, atau lari pagi yang santai; serta menikmati waktu bersama teman dan kerabat tanpa merasakan ketergesaan untuk mengecek surel.
Minimalisme digital memungkinkan orang tetap mengikuti perkembangan berita tanpa merasa kewalahan dengan banyaknya informasi yang tersedia. Minimalisme digital memungkinkan orang terbebas dari jebakan FOMO—fear of missing out—karena tahu kegiatan apa yang memberikan makna dan kepuasan bagi hidup mereka.
Cal Newport memaparkan secara menarik betapa mendesaknya hal itu dalam dunia kita yang dibombardir teknologi. Minimalisme digital berarti memikirkan ulang hubungan kita dengan media sosial, menemukan kembali keasyikan dari dunia non-digital, dan terhubung kembali dengan batin kita secara teratur lewat momen-momen kesendirian. Ia memaparkan strategi untuk menyatukan praktik-praktik ini dalam hidup, dimulai dengan proses “bersih-bersih digital” selama tiga puluh hari yang telah membantu ribuan orang merasa lebih memegang kendali dan tidak kewalahan.