Fenomena peningkatan konsumsi listrik di Indonesia serta perubahan permintaan klien yang bersifat distruptif saat ini membuat perusahaan harus bertahan dan bersaing satu sama lain, khususnya bidang industri Energi Baru Terbarukan (EBT). Perlu diketahui faktor utama penyebab keterlambatan (delay) pada proyek yang kerap muncul di negara berkembang dalam kegiatan penerapan ilmu manajemen proyek dalam mengerjakan aktivitas bisnis perusahaan untuk memudahkan pimpinan proyek dalam mengambil keputusan terkait proyek, diantaranya adalah kemunculan permasalahan terkait finansial proyek dan juga contract management & skill. Ditemukan keterlambatan dalam pengerjaan proyek yang sebagian besar disebabkan oleh vendor yang kurang kompeten pada proyek PT XYZ, hal tersebut dapat terjadi karena proses seleksi vendor perusahaan belum mempertimbangkan kriteria secara komprehensif dalam sisi manajemen proyek. Tujuan utama penelitian ini dengan fokus mengatasi permasalahan yang ditemukan pada PT XYZ, diusulkan solusi dengan merancang Key Performance Indicator (KPI) dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Rancangan menghasilkan KPI dengan 11 sub-kriteria dengan tiga sub-kriteria tertinggi, yaitu kecepatan & ketepatan delivery time (DT1) dengan bobot sebesar 23,90%, hasil jasa yang dikerjakan (Q1) dengan bobot sebesar 21,75%, serta penerapan K3 (S1) dengan bobot sebesar 14,22%. Keputusan kategori kelayakan vendor yang dapat dikatakan layak apabila memiliki minimum total skor sebesar 59,67% untuk masuk ke dalam Daftar Rekanan Terpilih (DRT) PT XYZ selanjutnya.
Kata kunci— Analytic Hierarcy Process (AHP), Key Performance Indicator (KPI), Manajemen Proyek, Manajemen Pengadaaan, Vendor