Proses elisitasi kebutuhan adalah bagian penting dari rekayasa kebutuhan karena proses tersebut bertujuan untuk menemukan atau menentukan apa yang harus dilakukan oleh perangkat lunak melalui pemahaman yang kuat tentang apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh stakeholder. Kegagalan dalam proses elisitasi salah satunya disebabkan oleh kesulitan berkomunikasi antara manusia. Anak dengan ADHD dan anak normal memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal gaya belajar. Mereka mengalami kesulitan untuk mempertahankan fokus dalam percakapan dan mungkin menunjukkan gaya komunikasi yang berpusat pada diri sendiri. Pada penelitian ini, akan digunakan User-Centered Design (UCD) untuk membangun model alat proses elisitasi kebutuhan untuk aplikasi pembelajaran anak ADHD. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa anak-anak dengan ADHD memiliki gaya belajar yang unik dan berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Oleh karena itu, penting untuk membuat sebuah model alat untuk membantu memilih elisitasi kebutuhan yang tepat untuk aplikasi pembelajaran anak-anak dengan ADHD. Model yang diusulkan menunjukkan hasil evaluasi yang kuat, dengan Perceived Ease of Use sebesar 87,22%, Perceived Usefulness sebesar 85,31%, dan tingkat Penerimaan TI sebesar 83,80%. Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa model yang dikembangkan secara efektif mengatasi masalah-masalah penggalian kebutuhan untuk aplikasi pembelajaran anak-anak ADHD, yang menawarkan jawaban yang solid untuk meningkatkan pengembangan Aplikasi Pembelajaran Anak-anak ADHD.