Saat ini, energi menjadi kebutuhan pokok bagi setiap individu, rumah tangga, dan industri. Salah satu bentuk energi yang semakin populer adalah energi baru terbarukan, terutama energi surya yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Karena Indonesia berada di garis khatuslistiwa, maka matahari yang didapatkan sangat melimpah. Potensi ini menjadikan energi surya sebagai sumber energi baru terbarukan yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Oleh karena itu, perlu mengoptimalkan pemanfaatannya. Salah satu perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak dibidang energi baru terbarukan yaitu PT Surya Energi Indotama (SEI). PT SEI ini, sangat terbuka terhadap perkembangan teknologi informasi yang semakin maju. Namun, saat ini penggunaan teknologi informasi pada Divisi Project Management dan Supply Chain Management belum sepenuhnya digunakan secara maksimal dan efektif . Sistem tersebut belum sepenuhnya teritegrasi dengan baik antar unit bisnis atau lintas divisi sehingga sering adanya miskomunikasi dalam mengelola pekerjaan. Adapun aktivitas yang masih dilakukan secara manual seperti aktivitas pengelolaan barang di warehouse dikarenakan belum adanya sistem yang digunakan untuk memonitoring ketika ada barang masuk atau keluar serta monitoring penyimpanan barang masih secara manual. Hal ini menyebabkan ketidakefisienan dan berdampak potensi besar terjadinya kesalahan dalam pengelolaan barang. Dengan demikian, kemajuan teknologi informasi mendorong perusahaan untuk memiliki perencanaan strategis dalam mengelola sistem teknologi informasi yang terintegrasi. Maka dari itu, diperlukannya perancangan Enterprise Architecture, peneliti menggunakan metode TOGAF ADM 9.2 sebagai panduan dalam merancang Enterprise Architecture PT SEI. Metode TOGAF ADM terdiri dari Preliminary Phase, Architecture Vision, Business Architecture, Information System Architecture, Technology Architecture, Opportunities and Solution dan Migration Planning.
Kata Kunci : Enterprise Architecture, TOGAF ADM 9.2, Divisi Project Management dan Supply Chain Management