Kasus kecurangan atau penipuan (fraud) semakin marak terjadi. Tindakan ini kerap terjadi karena adanya kesempatan dan tekanan yang mendorong pelaku. Fraud umumnya terjadi dalam laporan keuangan yang mengakibatkan kerugian finansial pihak tertentu. Maka dari itu, dikembangkan aplikasi Fraud Deterrence Propeller (FDP) sebagai solusi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya fraud dan mendeteksi adanya fraud. Salah satu tahapan krusial dalam pengembangan perangkat lunak adalah rekayasa kebutuhan. Tahap ini bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mendokumentasikan kebutuhan pengguna akan perangkat lunak yang hendak dibangun. Model yang digunakan untuk proses rekayasa kebutuhan adalah Kotonya and Sommerville Linear Process Model. Empat tahap utama dalam model ini, yaitu tahap pengumpulan kebutuhan, analisis kebutuhan, dokumentasi kebutuhan, dan validasi kebutuhan. Model tersebut dipilih karena menerapkan proses linier yang terstruktur dan terorganisir, serta cocok digunakan pada proyek yang sudah mengetahui tujuan dari aplikasi yang hendak dikembangkan. Hasil validasi menyatakan kebutuhan-kebutuhan pemangku kepentingan telah terpenuhi. Dari penelitian yang telah dilakukan, metode ini dapat mengimplementasikan proses rekayasa kebutuhan yang efektif sebelum memulai implementasi kode. Dengan menerapkan metode ini, penulis dapat menghasilkan perangkat lunak yang memenuhi seluruh fungsionalitas sehingga sesuai dengan harapan pengguna dan pemangku kepentingan.