Dalam beberapa dekade terakhir, arus globalisasi semakin menekan bisnis untuk beradaptasi dengan meningkatkan efisiensi integrasi melalui proses digital. Perubahan signifikan ini menyebabkan peran penting Transformasi Digital (TD) semakin meningkat, terutama bagi perusahaan incumbent agar tetap relevan. Tata Kelola TI (TKTI) memiliki peranan penting dalam inisiatif digital pada organisasi. Penelitian sebelumnya menunjukkan pentingnya TKTI hibrida tradisional dan agile untuk bank berskala besar menggunakan kerangka kerja COBIT 2019 yang berfokus pada layanan TI, keamanan informasi, dan DevOps. Namun, pendekatan ini belum terbukti relevansinya bagi perusahaan skala kecil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyusun dan merancang rekomendasi solusi TKTI prioritas untuk skala UMKM serta mengestimasi peningkatan kapabilitas tingkat kematangannya untuk mendukung kesuksesan TD. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 5 tahapan Design Science Research (DSR), yaitu identifikasi masalah, spesifikasi kebutuhan, perancangan dan pengembangan, demonstrasi, dan evaluasi. Pengumpulan dan analisis data dilakukan melalui wawancara semi-terstruktur dan triangulasi dokumen, lalu dianalisis menggunakan kerangka kerja COBIT 2019 dengan area fokus Small-Medium Enterprise pada studi kasus perusahaan Bank Perekonomian Rakyat (BPR). Berdasarkan analisis prioritas faktor desain COBIT 2019 dan penelitian sebelumnya, diperoleh tiga tujuan Tata Kelola dan Manajemen TI (TKMTI), yaitu APO12 Managed Risk, APO13 Managed Security, dan MEA03 Managed Compliance with External Requirements dengan tingkat kematangan kapabilitas rata-rata sebesar 3,17. Berdasarkan temuan kesenjangan, direkomendasikan dan dirancang sejumlah 13 solusi esensial terhadap tujuh komponen TKMTI. Rekomendasi ini selanjutnya disusun menjadi sebuah roadmap implementasi sebagai acuan prioritas yang diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas BPRDCo menjadi 3,86 jika diimplementasikan dengan baik. Penelitian ini berkontribusi pada basis pengetahuan TKTI untuk TD pada tingkat UMKM serta memberikan implikasi praktis bagi manajemen organisasi sejenis.