Di zaman serba canggih ini, masyarakat khususnya kalangan Gen Z (kelahiran 1997-2012) dan Milenial (kelahiran 1981-1996) sudah bersahabat baik dengan e-commerce, atau aplikasi penyedia belanja online. Dengan bertambahnya waktu pula, metode-metode pembayaran berbasis internet pun makin bercabang, dan salah satu metode pembayaran terbaru adalah layanan PayLater. Lembaga IDSCORE mencatat bahwa kedua generasi ini merupakan pengguna PayLaterterbesar dengan persentase 35% untuk Gen Z dan 53,12% untuk generasi Milenial per Desember 2023. Meskipun PayLater hadir dengan tujuan mempermudah transaksi, bagaikan pedang bermata dua, PayLater juga menghasilkan permasalahan baru, yakni penyalahgunaan. Penyalahgunaan layanan PayLater yang semakin marak di kalangan Gen Z dan Milenial ini didukung kurangnya literasi keuangan. Kedua generasi ini cenderung kurang memahami konsep bunga dan tanggung jawab pembayaran yang sebenarnya dari penggunaan layanan tersebut. Faktor-faktor seperti kemudahan akses dan penawaran promosi yang menggoda menjadi salah satupenyebab utamanya. Otoritas Jasa Keuangan menyatakan bahwa edukasi keuangan termasuk layanan PayLater ini harus terus digerakkan. Peneliti memilih pendekatan edukasi ini dengan merancang buku literasi yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan dua generasi ini. Dengan pendekatan sebagai berikut, diharapkan Gen Z dan generasi Milenial dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang pengelolaan keuangan, khususnya terkait penggunaan layanan PayLater, serta mengurangi risiko penyalahgunaan di masa depan.
Kata Kunci : Gen Z, Milenial, Literasi, PayLater