Generasi Z, khususnya remaja usia 20-25 tahun, dikenal memiliki rutinitas yang sangat sibuk hingga larut malam, sering kali akibat kombinasi antara tanggung jawab akademik, pekerjaan paruh waktu, serta aktivitas sosial yang padat. Studi menunjukkan bahwa 74% dari kelompok usia ini bekerja sambil berkuliah, sementara 65% menghabiskan lebih dari lima jam sehari di luar aktivitas akademik. Kondisi ini menyebabkan mereka cenderung mengonsumsi makanan cepat saji, seperti mie instan, sebagai solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. Data mengungkapkan bahwa 72% dari generasi ini di Indonesia mengkonsumsi mie instan setidaknya sekali seminggu, menunjukkan preferensi kuat terhadap produk ini. Indomie, sebagai merek mie instan terkemuka di Indonesia, merespons kebutuhan ini dengan menghadirkan varian Jumbo Ayam Panggang. Namun, dibandingkan dengan kompetitor seperti Sarimi Isi 2 dan Suksess Isi 2, promosi Indomie Goreng Jumbo di media sosial masih kurang optimal. Hal ini menunjukkan perlunya pengembangan Unique Selling Proposition (USP) yang lebih jelas dan promosi yang lebih efektif untuk memperkuat posisi produk di pasar yang kompetitif. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan strategi promosi yang optimal. Dengan menggabungkan metode kualitatif seperti observasi, wawancara, dan kuesioner, serta analisis mendalam menggunakan berbagai model seperti SWOT, AOI, AISAS, dan matriks perbandingan, peneliti berhasil merumuskan strategi promosi yang efektif. Strategi ini menekankan pada penggunaan brand activation sebagai kegiatan inti, serta memanfaatkan media sosial dan media cetak sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan promosi yang telah ditetapkan.