Penerapan konsep smart village merupakan adaptasi dari smart city yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup di kawasan pedesaan dengan menyesuaikan kebutuhan dan karakteristik lokal. Pengembangan Desa Cerdas bertujuan mentransformasi desa melalui teknologi informasi dengan pendekatan peran aktif masyarakat dan kerja sama untuk meningkatkan kualitas pembangunan desa sesuai enam pilar Desa Cerdas dan mempercepat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Penelitian berfokus pada perancangan enterprise architecture konsep smart village dimensi hidup cerdas berfokus pada SDGs Desa goals 2 (Desa Tanpa Kelaparan) di Desa Sindangpanon. Penilaian pencapaian SDGs Desa goals 2 (Desa Tanpa Kelaparan) masih tergolong cukup rendah yaitu sebesar 33,33. Mengatasi permasalahan ini, diperlukan perancangan enterprise architecture menggunakan framework TOGAF 10 yang terdiri dari Preliminary Phase, Architecture Vision, Business Architecture, Data Architecture, Application Architecture, Technology Architecture, Opportunities and Solution, dan Migration Planning. Output dari penelitian ini, yaitu IT Roadmap dan blueprint Enterprise Architecture yang akan membantu pemerintah dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan desa, serta mendukung kesejahteraan masyarakat.
Kata kunci— Smart Living, Enterprise Architecture, Smart Village, SDGs, TOGAF 10