Meningkatnya penekanan pada keberlanjutan untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) telah mendorong para pemangku kepentingan dan investor untuk mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam strategi investasi mereka. Kinerja Environmental, Social, and Governance (ESG) mengukur kontribusi dan hasil aktual perusahaan dalam menangani masalah lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. Dengan demikian, kinerja ESG merupakan peluang bagi perusahaan untuk menarik investor dan meningkatkan kepercayaan publik. Penelitian ini menyelidiki dampak keberagaman gender, kepemilikan institusional, dan komite keberlanjutan terhadap kinerja ESG pada perusahaan sektor industri yang go-public di negara Singapura, Australia, Hong Kong, dan New Zealand pada tahun 2019-2022, baik secara simultan maupun parsial. Keunikan penelitian ini terletak pada metode yang digunakan pada variabel keragaman gender. Dengan menggunakan Indeks Blau, metode ini belum banyak digunakan dalam penelitian sebelumnya. Penelitian kuantitatif ini menganalisis perusahaan-perusahaan sektor industri yang go-public di wilayah tertentu selama periode yang ditentukan. Dengan menggunakan purposive sampling, penelitian ini mengidentifikasi sampel 74 perusahaan, menghasilkan 296 titik data observasi selama empat tahun. Analisis regresi data panel digunakan dengan menggunakan perangkat lunak E-Views 12. Temuan mengungkapkan bahwa keragaman gender, kepemilikan institusional, dan komite keberlanjutan secara simultan mempengaruhi kinerja ESG. Secara parsial, keragaman gender dan komite keberlanjutan berpengaruh positif terhadap kinerja ESG, sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja ESG. Penelitian di masa depan harus mengeksplorasi faktor-faktor tambahan yang dapat mempengaruhi kinerja ESG. Manajemen perusahaan harus mengevaluasi dan mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ESG, dan investor harus mempertimbangkan temuan ini dalam keputusan investasi mereka.