Penelitian ini mengenai bagaimana komunikasi keluarga dalam meningkatkan harga diri (self-esteem) pada remaja tunanetra. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan komunikasi keluarga dan tipe keluarga remaja tunanetra. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan komunikasi keluarga dalam meningkatkan harga diri (self-esteem) melalui orientasi percakapan yang dirumuskan ke dalam tiga tema, yaitu terbuka, diskusi, dan dukungan. Bentuk komunikasi terbuka membantu remaja tunanetra berbicara bebas dalam mengungkapkan perasaannya terkait kondisi yang dialami. Diskusi membantu remaja tunanetra mengekspresikan perasaan dan mendiskusikan isu-isu yang dihadapi. Dukungan dan motivasi yang diberikan orang tua kepada remaja tunanetra meningkatkan kepercayaan diri dan optimisme. Orientasi konformitas, dirumuskan ke dalam tiga tema, yaitu keseragaman aturan, pengambilan keputusan, dan keseragaman prinsip. Keseragaman aturan yang diberikan orang tua memberikan dampak positif bagi kemandirian remaja tunanetra. Pengambilan keputusan yang melibatkan remaja tunanetra dapat berpengaruh karena dipercaya untuk turut serta dalam menentukan pilihan. Keseragaman prinsip positif yang diberikan orang tua membantu remaja tunanetra dapat memahami keterbatasan dan memandang diri positif sebagai disabilitas. Penerapan komunikasi keluarga dengan dua orientasi tersebut menandakan bahwa keluarga remaja tunanetra menerapkan tipe keluarga konsensual dan pluralistik.
Kata Kunci: Komunikasi Keluarga, Harga diri (Self-Esteem), Remaja Tunanetra