DI KOTA paling barat di Sumatra Selatan, Lubuklinggau, lahir kain batik durian yang memperkaya khasanah batik nusantara. Digagas oleh Ketua Dekranasda Lubuklinggau, Yetti Oktarina Prana pada Mei 2013, batik durian awalnya muncul dengan motif belah durian. Beragam motif lainnya pun berkembang, seperti hiasan dedaunan maupun yang tidak lagi berbentuk belah durian. Mula-mula pengrajin batik asal Lubuklinggau dikirim untuk mengikuti pelatihan proses pembuatan batik. Mereka kemudian juga belajar menggunakan pewarna alam seperti buah pinang dan kulit jengkol. Dalam perkembangan selanjutnya, batik durian Lubuklinggau diperkenalkan oleh sejumlah desainer ke publik luas, tampil di pekan mode lokal, nasional, hingga ke tingkat internasional seperti Milan Fashion Week di Italia. Apa, bagaimana, dan seperti apa perjalanan batik durian Lubuklinggau dalam satu dekade ini? Buku ini tidak hanya membuat pembaca mengenal lebih dalam tentang batik durian Lubuklinggau tapi juga turut bangga akan kekayaan batik nusantara dan cerita-cerita di baliknya.