Mahasiswa tingkat akhir yang berusia 20 tahun keatas seringkali merasakan berbagai tekanan untuk mencapai tingkat kesuksesan atau pencapaian tertentu. Salah satunya adalah tekanan dari konten flexing yang sering dihadirkan pada media sosial. Ketergantungan pada konten flexing dapat memicu kecemasan akan masa depan, yang akhirnya berujung pada munculnya fase quarter life crisis. Melalui kontennya, media sosial secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap mahasiswa, terutama dalam pembentukan krisis kepercayaan diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketergantungan konten flexing terhadap fase quarter life crisis mahasiswa tingkat akhir dan mengetahui seberapa besar pengaruh ketergantungan konten flexing terhadap fase quarter life crisis mahasiswa tingkat akhir. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei kepada 214 mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2020 Universitas Telkom Bandung. Hasil penelitian ini memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Ini menunjukan bahwa ketergantungan konten flexing yang meliputi aspek kognitif, afektif dan perilaku berpengaruh terhadap fase quarter life crisis yang meliputi hopes and dream, education challenges, religion and spirituality, work life, home, lovers, family, and friends, dan identity pada mahasiswa tingkat akhir Ilmu Komunikasi angkatan 2020 Universitas Telkom Bandung, dengan tingkat pengaruh sebesar 40,7% dan 59,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian.
Kata kunci: Ketergantungan Konten Flexing, Quarter Life Crisis, Mahasiswa Tingkat Akhir