Keluarga pelayaran, di mana suami bekerja di kapal pesiar, memperlihatkan dinamika unik dalam pembentukan identitas keluarga. Meskipun terpisah fisik, mereka tetap terhubung melalui ikatan emosional dan sosial yang kuat. Meski kepala keluarga harus berlayar selama 7-9 bulan setiap tahunnya, interaksi dan komunikasi tetap mungkin melalui komitmen terhadap hubungan keluarga yang baik. Meskipun Desa Pengkol mendapat keuntungan ekonomi dari banyaknya penduduk yang bekerja sebagai pelayar kapal pesiar, tetapi juga menghadapi risiko terhadap keutuhan dan ketahanan keluarga. Peran orang tua sebagai komunikator utama sangat penting dalam membangun hubungan keluarga yang sehat, meskipun terpisah jarak. Meski ada tantangan, komitmen dan inisiatif dari anggota keluarga, terutama orang tua, diperlukan untuk menjaga kesejahteraan psikologis keluarga dan memperkuat hubungan keluarga yang harmonis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana komunikasi keluarga dalam membangun keutuhan keluarga pelayaran di Desa Pengkol dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Metode Penelitian yang digunakan yakni metode penelitian kualitatif dan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan yang dilakukan yaitu wawancara dan observasi kepada seluruh informan. Hasil yang terdapat dalam penelitian ini adalah identitas komunikasi dalam keluarga pelayaran di Desa Pengkol memiliki kualitas yang cukup baik, tercermin dalam adanya kerja sama antara anggota keluarga dalam aktivitas sehari-hari. Komitmen luar biasa yang ditunjukkan keluarga pelayaran untuk membuktikan mereka sanggup melewati proses demi proses untuk memainkan peran satu sama lain sehingga menciptakan adanya ikatan yang erat walaupun adanya hambatan komunikasi jarak jauh.