Tasikmalaya adalah kota penghasil barang-barang dengan kearifan lokal yang mempunyai tingkat keterampilan tinggi seperti kerajinan bordir, kerajinan payung, kerajinan bambu, dll. Salah satu daerah yang menghasilkan kerajinan dengan kearifan lokal di Tasikmalaya adalah Kampung Naga. Banyak orang berkunjung ke Kampung Naga untuk mengenal kampung tradisional, sehingga warga memanfaatkan hal itu dengan membuat kerajinan yang memiliki kearifan lokal seperti anyaman berbahan bambu yang dijual kepada para pengunjung untuk meningkatkan perekonomian. Meskipun kerajinan bambu di Kampung Naga telah berkembang, namun para perajin di Kampung Naga hari ini justru membuat produk baru dengan meninggalkan nilai dan keterampilan aslinya. Bahkan tak jarang produk yang dijual dibeli dari tempat lain. Hal ini disayangkan karena para turis yang datang menjadi tidak mengenal lagi produk original yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan observasi, wawancara, dan literatur serta proses analisis yang dilakukan menggunakan metode limas pemandu inovasi berdasarkan pengajaran tradisi, non budaya material, lingkungan dan artefak tradisional untuk untuk menggali dan mengungkap nilai nilai tradisi yang asli yang di representasikan ke dalam produk-produk kerajinan khas Kampung Naga tersebut disamping mulai berkembangnya produk-produk kerajinan diluar yang mewakili produk kerajinan tradisi. Hasil penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai nilai agar dapat diketahui identitas produk kerajinan yang mana yang sampai saat ini masih ada dan sebetulnya merupakan produk kerajinan asli yang perlu dikembangkan. Kata Kunci: Kerajinan, Nilai, Bambu, Kampung Naga, Limas Pemandu Inovasi.