Salah satu daerah di Jawa Barat dengan minat besar terhadap kuliner hingga banyak melahirkan restoran adalah Kota Bandung. Joongla merupakan satu- Pop-Up Dining Experience yang di Kota Bandung yang hanya menggunakan bentuk komunikasi pemasaran word of mouth. Penelitian ini menghadirkan konsep elemen 5T’s word of mouth (Sernovitz, 2012). Menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus dengan paradigma interpretif dan teknik analisis data model Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini talkers merupakan konsumen yang peduli akan budaya dan gastronomi Indonesia dan senang menyebarkan informasi tentang Joongla. Topics disampaikan dalam bentuk storytelling. Tools berupa media sosial Instagram dengan melakukan Taking Part berperan aktif dalam memberikan respon konsumen. Tracking dilakukan dengan melihat insight konsumen, return customer, dan evaluasi melalui hashtag. Terdapat typical yang menjadi temuan melalui konsep gastronomi Indonesia dengan memanfaatkan media storytelling dan multisensory. Aktivitas word of mouth yang dilakukan oleh Joongla berkaitan dengan konsep eWOM Credibility, eWOM Quality, dan eWOM Quantity. Kemudian pada teori ELM, persuasi yang terjadi melalui dua rute yakni Peripheral Route dan Combination Route. Kesimpulan penelitian bahwa Joongla melaksanakan aktivitas word of mouth marketing yang ditandai terlaksananya elemen 5T’s, menonjolkan ciri khas keunikan Joongla, dan menjalankan konsep eWOM serta konsep pada teori ELM.
Kata Kunci: Word of Mouth, Elemen 5T’s, Elaboration Likelihood Model, Electronic Word of Mouth, Joongla